Wednesday, May 13, 2020

Gimana sih Cara Analisa Kelayakan Bisnis dan Investasi?

Halo sobat unggul,gimana nih kabarnya? Semoga kalian semua dalam kondisi sehat ya

Jadi kali ini saya akan memberikan artikel baru nih mengenai Analisa Kelayakan Bisnis/Investasi.Mulai dari definis,analisa kelayakan bisnis dan penjelasan mengenai apa saja kriteria investasi (Playback period, benefit cost ratio, net present value dan internal rate of return),Hingga contoh soal/kasus beserta cara perhitungan menggunakan NPV,tidak ketinggalan saya juga berikan video tutorial cara menghitungnya loh. Yaudah kalau begitu,selamat membaca artikel berikut ini sobat unggul!

 




Dalam menjalankan suatu bisnis, ada satu hal yang membuat banyak orang merasa takut yaitu tentang kegagalan dalam bisnis. Dari data statistik Small Business Association (SBA) menyebutkan bahwa 30% pebisnis akan mengalami kegagalan pada dua tahun pertama, selanjutnya pada tahun kelima prosentase kegagalan meningkat menjadi 50% dan 66% pebisnis gagal ditahun kesepuluh. Dari data statistic SBA diatas menandakan dalam memulai bisnis tidak boleh asal saja, butuh perencanaan dan strategi yang matang. Salah satu solusinya untuk meminimalisir kegagalan dalam bisnis yaitu melakukan studi kelayakan bisnis. 

Analisis kelayakan bisnis adalah proses yang menentukan apakah ide bisnis entrepreneur dapat menjadi bisnis yang sukses. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah suatu ide bisnis layak direalisasikan. Analisis kelayakan bisnis dapat dikaji dari empat aspek utama, yaitu produk dan jasa, industry dan pasar, organisasi dan keuangan.

Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang sangat penting untuk dilakukan sebelum seseorang atau sekelompok orang memulai sebuah usaha. Beberapa manfaat studi kelayakan bisnis, antara lain:

1. Menghindari resiko kerugian

Studi kelayakan bisnis bermanfaat untuk membantu pelaku bisnis menghindari resiko kerugian. Jika pelaku bisnis melewatkan studi kelayakan bisnis dalam perencanaan bisnisnya, ia akan kesulitan untuk mengetahui apakah bisnis tersebut dapat mendatangkan keuntungan atau justru kerugian untuknya. Dengan adanya studi kelayakan bisnis, pelaku bisnis dapat menghindari resiko kerugian dengan langkah menunda atau membatalkan rencana bisnis yang mendapatkan penilaian tidak layak dalam studi kelayakan bisnis.

2. Memudahkan perencanaan bisnis

Studi kelayakan bisnis dapat membantu pelaku bisnis untuk menyusun rencana kegiatan bagi perusahaan. Studi kelayakan bisnis yang telah dilakukan sebelum bisnis dibangun akan memudahkan pelaku bisnis menentukan program perusahaan seperti apa yang dapat mendatangkan benefit lebih bagi perusahaan.

3.      Memudahkan pelaksanaan bisnis

Studi kelayakan bisnis akan berguna untuk membantu pelaku bisnis merealisasikan program-program perusahaan. Pelaku bisnis dapat mengevaluasi kebijakan apa yang sekiranya akan memberikan keuntungan dan kebijakan apa yang justru akan menimbulkan kerugian.

 

 4.      Memudahkan pengawasan

Studi kelayakan bisnis memiliki banyak aspek untuk diteliti. Laporan dari berbagai aspek yang diteliti dalam studi kelayakan bisnis ini nantinya akan memudahkan pelaku bisnis untuk melakukan pengawasan pada perusahaannya. Studi kelayakan bisnis juga memudahkan pelaku pengawasan untuk memberikan data jika sewaktu-waktu dilaksanakan audit, baik secara internal maupun eksternal.

5.      Memudahkan pengendalian

Studi kelayakan bisnis berguna pula untuk memudahkan proses pengendalian dalam perusahaan. Jika sewaktu-waktu terjadi gangguan, pelaku bisnis dapat dengan cepat menentukan aspek mana yang menjadi pusat dari kekacauan tersebut.

Selanjutnya saya akan menjelaskan beberapa kriteria investasi, tetapi sebelum nya saya ingin memberitahu kalian apa yang dimaksud dengan investasi.

Investasi adalah suatu aktivitas yang berhubungan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang.

Keputusan investasi merupakan keputusan rasional, karena keputusan berdasarkan pertimbangan rasional. Dalam praktik, digunakan beberapa alat bantu atau kriteria-kriteria tertentu untuk memutuskan diterima atau ditolaknya rencana investasi. Kriteria – kriteria tersebut kriteria investasi (invesment criteria). Minimal ada empat kriteria investasi yang digunakan dalam praktik, yaitu:

·         Payback Period

·         Benefit / Cash Ration

·         Net Present Value

·         Internal Rat of Return

 

1.    Payback Period

Paybck period (periode pulang pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas.

Langkah-langkah untuk menghitung PBP diuraikan sebagai berikut: (James C. Van Horne, 2007)

1.    Akumulasikan arus kas yang terjadi setelah pengeluaran awal dalam kolom “arus masuk komulatif”

2.    Lihatlah kolom “arus masuk komulatif” sampai dengan nilai yang tidak melebihi pengeluaran awal.

3.    Hitunglah proporsional arus kas masuk berikutnya sehingga jumlah komulatif arus masuk kas sama dengan nilai pengeluaran awal.

4.    Menghitung jumlah tahun yang dibutuhkan untuk pengembalian pengeluaran awal dengan metode interpolasi.

 

2.    Gross Benefit - Cost Ratio

Gross B/C ratio merupakan kriteria kelayakan lain yang biasa digunakan dalam analisis bisnis. Baik manfaat maupun biaya adalah nilai kotor (gross). Dengan menggunakan kriteria ini akan lebih menggambarkan pengaruh dari adanya tambahan biaya terhadap tambahan manfaat yang diterima.

Secara matematis Gross B/C ini dapat dirumuskan sebagai berikut Gross B/C = • Gross B/C Ratio > 1, Bisnis layak untuk dijalankan Gross B/C Ratio < 1, Bisnis tidak layak untuk dijalankan

∑ ∑ = = + + n t t n t o t

Contoh kasus:

    Sebuah perusahaan ingin merenovasi bangunan apartemen yang mereka miliki dengan profit tahunan yang mereka harapkan sebesar $100.000 selama tiga tahun ke depan. Saat ini mereka mengeluarkan dana $50.000 untuk menyewa peralatan. Jika tingkat inflasi adalah 2% maka apakah gedung tersebut layak untuk direnovasi?

Penyelesaian :

Pertama kita perhitungkan dulu nilai Present Value sebagai berikut :
= ($100,000 / (1 + 0.02)^1) + ($100,000 / (1 + 0.02)^2) + ($100,00 / (1 + 0.02)^3)
= $288,388
Sedangkan BCR = $288,388/$50,000
= 5,77

Karena nilai BCR memiliki angka 5,77 yang nilainya lebih besar dari 1 maka kegiatan perusahaan untuk merenovasi apartemen dianggap dapat memberikan keuntungan di masa yang akan datang sehingga proyek ini layak untuk dijalankan

  

   3.  Net Present Value (NPV)

    NPV Merupakan manfaat bersih tambahan (nilai kini bersih) yang diterima bisnis selama umur proyek pada tingkat discount factor tertentu.

NPV = Bt = Manfaat pada tahun t Ct = Biaya pada tahun t T = Tahun kegiatan bisnis

( t = 0,1,2,3,............,n), tahun awal bisa tahun 0 atau tahun 1 tergantung karakteristik bisnisnya. i =Tingkat DR (%) Indikator NPV : Jika NPV > 0 (positif), maka bisnis layak (go) utk dilaksanakan.

 

4. Internal Rate Of Return (IRR)

     IRR adalah tingkat discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan 0. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). Sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari opportunity cost of capital-nya (DR). Di dalam prakteknya menghitung tingkat IRR umumnya dilakukan dengan menggunakan metoda interpolasi di antara tingkat discount rate yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negatif).

 

 Contoh kasus dan perhitungan: penilaian investasi dengan NPV

     Manajemen Perusahaan Percetakan ingin membeli mesin produksi untuk meningkatkan jumlah produksi percetakannya. Harga mesin percetakan yang baru tersebut adalah Rp150 juta dengan suku bunga pinjaman sebesar 12 persen per tahun. Arus kas yang masuk diestimasikan sekitar Rp50 juta per tahun selama lima tahun. 

 

Pertanyaannya, apakah rencana investasi pembelian mesin percetakan ini dapat dilanjutkan?

Penyelesaian:

  • Ct = Rp. 50 juta
  • C0 = Rp. 150 juta
  • r = 12% (0,12)

 

Jawaban:

NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0

NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150

NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150

NPV = 180,24 – 150

NPV = 30,24

Jadi nilai NPV adalah Rp30,24 juta.

    Dari hasil penghitungan di atas, maka NPV nya adalah positif dengan nilai sebesar Rp30,24 juta. Artinya mesin percetakan yang akan dibeli tersebut dapat menghasilkan sekitar Rp30,24 juta setelah melunasi biaya pembelian mesin dan biaya bunga.

    Sesuai dengan penghitungan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa rencana investasi pembelian mesin percetakan baru dapat berlanjut.

    Jika nilai NPV yang positif (NPV > 0) menunjukkan bahwa penerimaan lebih besar dibandingkan dengan nilai yang diinvestasikan, sedangkan jika nilai NPV nya negatif (NPV < 0) menandakan penerimaan lebih kecil dibandingkan dengan pengeluaran atau akan mengalami kerugian pada investasinya setelah mempertimbangkan Nilai Waktu Uang (Time Value of Money).

    Namun, jika hasil perhitungan NPV adalah Nol (NPV = 0), maka artinya investasi atau pembelian tersebut hanya balik modal (tidak untung dan tidak rugi).

 

 

    Nah gimana,masih bingung atau udah paham? Kalau masih bingung silahkan tonton video berikut ini,cekidot!

 

 

 


Wednesday, May 6, 2020

Mengenal Manajemen Keuangan Untuk Pebisnis Yang Baru Merintis Usahanya



Kalau kita berbicara tentang manajemen keuangan,pasti kita sependapat bahwa manajemen keuangan adalah bagian paling penting bin krusial bagi setiap pelaku bisnis yang baru saja memulai usahanya maupun yang sudah profesional dalam bidang bisnis.Ada beberapa hal penting dari manajemen keuangan yang tidak boleh keliru seperti penginputan dana dan pembagian dana.Semua itu memerlukan ketelitian dan hukumnya wajib dilakukan nih guys agar keuangan yang ada di bisnis kita bisa lebih teratur.

 

Keuangan sendiri menurut para ahli adalah “Manajemen keuangan berkaitan dengan pengadaan dana dan pemanfaatannya yang efektif dalam bisnis”. Efektif pada hal ini diharapkan kita sebagai pelaku bisnis tidak ceroboh dan lebih teliti dalam mengelola keuangan.

Nah disini saya mau mencoba jelasin beberapa kegiatan pokok di dalam sebuah manajemen keuangan dalam perusahaan, yaitu:

 

Mendapatkan Dana

Aspek pertama dalam manajemen keuangan yang perlu diperhatikan adalah sumber pendanaa. Sumber dana yang kita peroleh bisa nih dijadikan bahan pertimbangan untuk menanamkan modal di perusahaan. Contohnya gini nih guys,ketika kita memperolah modal dana dari seorang investor,maka kita perlu memperhatikan berapa persen sih seorang investor itu memberi suntikan dana untuk perusahaan kita dan berapa persen juga yang akan kita berikan kepada investor dari hasil bisnis yang kita jalankan.

 

Penggunaan Dana

Penggunaan dana juga gak kalah pentingnya nih guys,termasuk aspek yang sangat perlu kudu wajib kita kasih perhatian (jangan doi terus yang dikasih perhatian). Penggunaan dana perlu kita perhatikan agar tidak terjadinya over maupun under budget.Oleh sebab itu,perlu dibuat laporan keuangan yang tersusun atas dasar dua neraca untuk dua waktu.Biasanya nih di dalam laporan digambarkan perubahan dari setiap elemen yang mencerminkan adanya sumber maupun penggunaan dana. Ada beberapa contoh penggunaan dana oleh perusahaan,seperti :

 

·       Membayar Kewajiban : Membayar dana pinjaman yang telah jatuh tempo agar tidak terkena     denda

·       Biaya Operasional Perusahaan : Biaya yang perlu kita siapkan untuk operasioanl perusahaan

·       Investasi : dana dapat di investasikan baik dalam bentuk saham,properti ataupun bentuk lainnya.

 

 

 

Cashflow

Cashflow atau biasa kita sebut aliran dana merupakan sebuah siklus keuangan yang terdapat di perusahaan guys,dengan menggunakan uang perusahaan untuk bisa mendapatkan sejumlah sumber bagi bisnis yang dijalani. Ada dua jenis cashflow yang bisa kita pahami, antara lain :

 

a.     Cash Inflow

Merupakan segala bentuk keuangan yang masuk ke dalam perusahaan dan menjadi dana yang menambah aset perusahaan. Biasanya nih cash inflow meliputi hasil dari bisnis tersebut,pinjaman dana dari bank,bunga hasil investasi dan beberapa modal tambahan yang diperoleh dari investor.

 

b.     Cash Outflow

Merupakan dana yang dikeluarkan perusahaan.Biasanya untuk membeli kebutuhan pokok perusahaan dan untuk membayar upah karyawan perusahaan.

 

Mengelola manajemen keuangan tentu bukan sebuah hal yang mudah untuk kita lakukan,terutama bagi pebisnis yang baru saja memulai bisnis dengan pengalaman yang masih minim,namun semua itu tentu harus tetap dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan pada keuangan perusahaan.Nah buat kalian yang ingin memulai bisnis sangat disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu mengenai manajemen keuangan dalam bisnis dengan pebisnis yang lebih senior karena dia tentunya lebih paham mengenai seluk beluk bisnis beserta manajemen keuangan yang baik,atau jika ingin mengeluarkan biaya sedikit kalian bisa menggunakan jasa konsultan keuangan yang tentunya kaliah harus selektif dalam memilih jasa konsultan yang sudah kompeten.

 


Cara Menyusun Business Model Canvas

Hallooo sobat unggul! Kali ini saya akan menjelaskan mengenai gimana sih cara menyusun Business Model Canvas sesuai dengan ide bisnis yang s...